Senin, 28 Maret 2016

Perubahan Pola Penyakit dan Kematian di Indonesia

Nama      : Muhammad Azaldy Fakhrianto
NIM        : 201466045
Sesi         : 2



Data Penyebab kematian kasus rawat inap di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010 pada Penyakit Tidak Menular : Kanker, Diabetes Melitus, Jantung, Hipertensi, PPOK, Asma dan stroke.
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011 Adalah sebagai berikut :

Tahun
 Nama Penyakit
2009
2010
Kanker
4.95
4.93
Diabetes Melitus
3.66
3.12
Jantung
9.49
8.01
Hipertensi
1.91
2.42
PPOK
1.35
1.33
Asma
0.48
0.77
Stroke
4.56
2.71

Berikui ini Diagram Column Penyakit tidak menular :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiH43jiSVJvlJ8Tws_VXpdt_5PNbBhsIw4lNfxsBAQZ5COkvVoaRDB3xetXRGQ3psKOvCODugy-Oayuiyf-Ms_70XXnCB-iRJgVB40XyzWC4tKBbPLGKO8poeA6odGeXEVfqreR81IVLvE/s640/20150928_182130.jpg

 Kesimpulan :
Penyebab kematian kasus rawat inap pada penyakit tidak menular di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010, sebagai berikut : Penyakit Jantung menjadi penyebab utama kematian terbanyak pada tahun 2009 dan 2010, diikuti oleh Kanker.


Sedangkan pada penyakit Asma dan Hipertensi merupakan penyakit yang persentase kematiannya terhadap seluruh pasien mati dirawat inap yang meningkat dari tahun 2009-2010. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes Melitus dan Kanker persentasenya menurun dari tahun 2009-2010

Sabtu, 12 Maret 2016

Peranan Fisioterapi

Image result for fisioterapiFisioterapis adalah profesi kesehatan yang mendiagnosis dan menangani individu di segala usia, mulai dari bayi yang baru lahir hingga lansia, yang memiliki masalah kesehatan atau kondisi yang berhubungan kesehatan lainnya yang membatasi kemampuan bergerak dan melakukan kegiatan fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

Fisioterapis melakukan pemeriksaan pada individu dan menyusun rencana penanganan menggunakan teknik intervensi untuk meningkatkan kemampuan gerak, mengurangi rasa sakit, mengembalikan fungsi, dan mencegah kecacatan. Selain itu, fisioterapis bekerja dengan individu untuk mencegah hilangnya mobilitas sebelum terjadi dengan mengembangkan program   kesehatan dan kebugaran untuk gaya hidup yang lebih sehat dan lebih aktif.


Fisioterapis memberikan pelayanan bagi masyarakat di berbagai tempat, seperti rumah sakit, praktek swasta, klinik rawat jalan, lembaga kesehatan rumah, sekolah, fasilitas olahraga dan kebugaran, tempat kerja, dan panti jompo. 

Profesi Fisioterapi

Fisioterapi adalah profesi yang dinamis dengan dasar teoritis dan ilmiah yang terus berkembang dan aplikasi klinis yang luas dalam pemulihan, pemeliharaan, dan peningkatan fungsi fisik yang optimal. Untuk lebih dari 750.000 orang setiap hari di Amerika Serikat, fisioterapis:

  • Mendiagnosis dan menangani gangguan fungsi gerak dan meningkatkan kemampuan fisik dan fungsional.   
  • Memulihkan, memelihara, dan meningkatkan tidak hanya fungsi fisik yang optimal tetapi kesehatan, kebugaran dan kualitas hidup yang optimal yang berkaitan dengan gerak dan kesehatan.
  • Mencegah terjadinya, gejala, dan progres kelemahan, keterbatasan fungsional, dan kecacatan yang mungkin timbul dari penyakit, kelainan, kondisi sakit, atau cedera.

Sebagai bagian yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan, fisioterapis memegang peran kepemimpinan dalam rehabilitasi; dalam pencegahan, pemeliharaan kesehatan, dan program-program yang meningkatkan kesehatan dan kebugaran; dan dalam organisasi profesi dan masyarakat. Fisioterapis juga memainkan peran penting baik dalam mengembangkan standar untuk praktek fisioterapis dan dalam mengembangkan kebijakan pelayanan kesehatan untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pelayanan kesehatan yang diberikan secara optimal. Layanan fisioterapi ditanggung oleh asuransi baik swasta maupun negara.

Layanan Fisioterapis memiliki manfaat positif terhadap kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Sebagai klinisi, fisioterapis melakukan proses pemeriksaan yang meliputi:
  • Memperoleh riwayat keluhan pasien/klien, melaksanakan kajian sistematis, dan melakukan tes dan langkah-langkah untuk mengidentifikasi masalah potensial yang ada
  • Untuk menetapkan diagnosa, prognosa, dan rencana penanganan, fisioterapis melakukan evaluasi, analisis data pemeriksaan dan menentukan apakah masalah yang ditangani adalah dalam lingkup praktik fisioterapi atau tidak.

Berdasarkan penilaiannya mengenai diagnosa dan prognosa dan berdasarkan tujuan pasien/klien, fisioterapis:
  • Memberikan intervensi (interaksi dan prosedur yang digunakan dalam menagani dan mengarahkan pasien/klien)
  • Melakukan pemeriksaan ulang
  • Memodifikasi intervensi jika diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan, 
  • Mengembangkan dan melaksanakan rencana pemberhentian tindakan.        

Sumber: http://www.apta.org/